Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

indahnya persaudaraan

Persaudaraan adalah mu'jizat, wadah yang saling berikatan
dengannya Allah persatukan hati-hati berserakan
saling bersaudara, saling merendah lagi memahami
saling mencintai, dan saling berlembut hati

-Sayyid Quthb-

Minggu, 26 Juni 2011

inspirasi Zhang Da, Kisah Seorang Anak Teladan dari Negeri China

Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.

Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.

Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.

Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.

Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.

Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.

Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.

Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,

"Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah?

Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir.

Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!"

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu."

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,
"Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!"

Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?

Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.

Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.

Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.

Sumber :
jujunjunaedi.multiply.com

Sabtu, 25 Juni 2011

Pernah Ada Masa-masa

Pernah ada masa-masa dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan diatas iman
bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang
pada akhlak yang manis, lembut, dan wangi
hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya

#dalam dekapan ukhuwah

SkenarioNya berjalan seolah tak disadari
cerita masa lalu menjadi sebuah proses
menjadi muslim sejati yang saling memahami

untuk sahabatku, saudaraku...

Sabtu, 21 Mei 2011

Ini menjadi jalan pilihanku...

Keimanan


Andai matahari di tangan kananku
Takkan mampu mengubah yakinku
Terpatri dan takkan terbeli dalam lubuk hati
Bilakah rembulan di tangan kiriku
Takkan sanggup mengganti imanku
Jiwa dan raga ini apapun adanya
Andaikan seribu siksaan terus melambai-lambaikan
derita yang mendalam
Seujung rambut pun aku takkan bimbang
jalan ini yang kutempuh
Bilakah ajal kan menjelang jemput rindu-rindu
Syahid yang penuh kenikmatan
Cintaku hanya untukMu, tetapkan muslimku selalu

Haris Shaffix

Minggu, 24 April 2011

Jangan pernah berhenti untuk berdakwah, sekecil apapun itu...

Da'wah ini meminta fisik kita seperti derita tubuh yg diterima 'Amr bin Yasir untuk menjaga keimanannya..
Da'wah ini membutuhkan harta kita, seperti infaq Abu Bakar yang menginfaqkan seluruh hartanya, Umar bin Khatab setengah hartanya dan Abdurrahman bin 'Auf yg memberikan puluhan bahkan ratusan ribu dinar bahkan jauh lebih banyak untuk para pejuang perang badar..
Da'wah ini menuntut jiwa kita seperti tewasnya Hamzah saat perang uhud..

Lalu siapa kita??
Fisik kita tidak sekuat 'Amr, harta kita tak sebanyak Abu Bakar, jiwa kita tak semahal Hamzah..
Tapi ingat, kita punya cita-cita sebesar Salman, cita-cita untuk memberikan perubahan di muka bumi ini, insyaAllah...

Menuju Kampus Qur'ani, dan Indonesia yg islami...
AllahuAkbar..

oleh Kang Novri Mata'08

Who is a leader?

A leader is one who knows the way
show the way
and goes the way.
Today's biggest challenge is
to lead or to be led
So, what will you be?
A leader...

Sabtu, 23 April 2011

Kami kehilangan sosok inspirasi di Salman

Hari ini kami berkumpul, menjaga ukhuwah satu sama lain,
dengan sebuah tradisi bulanan, makan siang bersama, tapi kali
ini ada sesuatu yang berbeda, yaa... ada maksud lain yang tak
hanya sekedar rutinitas menjaga ukhuwah, menjaga kebersamaan,
membangun solidalitas... sosok inspiratif kami, yang telah kami
anggap sebagai ayah kedua kami, beliau yang telah memberi jasa,
hingga kami bisa berada di tempat ini, hingga kami bisa merasakan
bangku kuliah di perguruan tinggi impian banyak anak bangsa...
Ada satu hal yang selalu teringat ketika melihat sosoknya, selalu
tersenyum dalam keadaan apapun, meski beribu masalah di depan,
itu tak membuatnya patah arang, kami tau bagaimana dulu beliau
berjuang, hingga kini bisa menjadi bagian salman yang begitu
terasa sangat besar kebermanfaatannya.,
Kata yang selalu terucap untuk kami darinya "jangan menyerah,
jangan menyerah, jangan menyerah", "mulailah dengan mengerjakan
apa yang kamu sukai, apa yang kamu cintai, lalu cintailah setiap
apa yang kamu kerjakan"
beliau juga telah memberikan sebuah pelajaran. Pelajaran tentang
bagaimana meraih sebuah mimpi, meraih sebuah harapan, pelajaran
tentang bagaimana menerima dengan sepenuh hati dan ikhlas apa yang
memang dikehendaki-Nya, pelajaran tentang bagaimana agar selalu
merasa 'sulit tapi bisa', bukan merasa 'bisa tapi sulit'. Dan yang
paling penting, beliau memberikan sebuah pelajaran tentang bagaimana
agar kita bisa membumikan arti sebuah kesuksesan, kesuksesan yang
bukan diukur dari keinginan dan hasrat kita, tapi kesuksesan di mata
Yang Maha Kuasa, kesuksesan di mata Allah...
Kesuksesan bagi dirinya adalah ketika beliau bisa bermanfaat bagi
orang-orang di sekitarnya, tanpa melihat imbalan yang dia dapatkan,
tanpa melihat pengakuan dari orang lain atas kebermanfaatannya,
itulah kekuatan ikhlas, kekuatan yang muncul ketika seseorang
melakukan suatu hal karna-Nya, karna berharap keridhaan-Nya.
Kami tau kenapa beliau sampai tega menutup amanahnya disini,
kami tau bahwa ada amanah yang lebih besar, amanah yang jarang
orang mau melakukannya, amanh di sebuah pulau berpotensi,
amanah yang bila dijalankan bisa membuat
dampak yang luar biasa bagi kebaikan banyak orang. Karna itulah
kami harus merelakan kepergiaannya, kami kehilangan sosok inspirasi
di salman
... tapi ini untuk kebaikan bangsa, kebaikan
umat...

Jumat, 22 April 2011

Mimpi itu akan sebanding dengan ikhtiarmu Gis...

Komitmen untuk sebuah mimpi akan tercermin pada keberanian dalam mengambil resiko dari setiap keputusan. Semakin tinggi mimpi itu maka akan semakin tinggi pula resiko hambatan dalam meraihnya. Ketika kita bermimpin mendaki sebuah puncak gunung tertinggi maka dibutuhkan fisik dan mental yg kuat, disamping itu perlu disiapkan juga perbekalan yang cukup untuk perjalanan menuju kesana. Jadi, mimpi itu akan sebanding dengan ikhtiarmu Gis...

kalau memang itu kehendak-Mu Rabb...

Aku sudah memantapkan hati untuk yg telah membukakan hati tapi ternyata 'keresahan hati' yg membuat kemantapan ini hilang dengan sendirinya, kalau memang ini kehendak-Mu Rabb, aku tidak bisa berbuat lebih, biarlah Kau sendiri yang mengaturnya...

Rabu, 02 Maret 2011

Memulai Membumikan Mimpi dengan sebuah tulisan

Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahim... akan kubumikan mimpi-mimpi ini dengan tulisan-tulisan untuk mengawalinya, insya Allah..